Selasa, 04 November 2014

Ucapan , Ejaan dan Kata

       A.    Ucapan

Bahasa Indonesia bagi sebagian besar penuturnya adalah bahasa kedua. Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh yang sangat jelas ialah dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan dan menjadi ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah satu dengan daerah yang lain. Sering dengan mudah kita dapat menentukan daerah asal seorang penutur berdasarkan ucapan bahasa Indonesianya.

      B.   Ejaan


1. Pengantar
Ejaan penting sekali artinya dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa Indonesia produktif tulis. Dalam tulis-menulis orang tidak hanya dituntut untuk dapat menyusun kalimat dengan baik, memilih kata yang tepat, melainkan juga mengeja kata-kata dan kalimat tersebut sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam surat-surat pribadi dan kalimat catatan harian misalnya, ketaatan dalam EYD tidak mutlak. Dalam karangan ilmiah, dalam makalah, dan dalam surat-surat perjanjian, kaidah ejaan harus betul-betul ditaati.
Sebelum, EYD diumumkan, dalam tulis menulis dipergunakan Ejaan Soewandi atau ejaan Republik. Ejaan tersebut diumumkan berlakunya terhitung mulai 19 maret 1947. sebelum ejaan Soewandi berlaku Ejaan Van Ophuysen yang ketentuannya dimuat dalam Kitab Logat Melajoe yang disusun dengan bantuan Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’Mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan  ini dinyatakan mulai berlaku sejak tahun 1901, sebelum ejaan Van Ophuysen berlaku dalam tulis menulis dalam bahasa Melayu, digunakan huruf Jawi atau Arab Melayu dan juga dengan huruf Latin dengan ejaan yang tidak teratur.

Ragam Tanda Baca , Fungsi Dan Contohnya

1. Tanda titik (.)

·                     Fungsi dan pemakaian tanda titik:
·                     Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan,
·                     Diletakan pada akhir sinkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,
·                     Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,
            Contoh :
·                     Menggunakan tanda baca dengan benar agar tidak terjadi kesalah pahaman.
·                     Dr. Adit senang mengobati orang sakit.
·                     Kutipan menarik itu diambil dari hlm 5 dan 8.

2. Tanda Koma (,)

·                     Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain:
·                     Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang,
·                     Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut
            mendahului induk kalimat,
·                     Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dakam kalimat, dll.

Contoh :

·                     Studio tersebut tersedia berupa gitar, drum dan bass.
·                     Apabila keliru memilih bidang spesialisasi, usaha tidak dapat melaju.
·                     “Jangan buang sampah sembarangan,” kata Rudi.

3. Tanda Seru (!)

·                     Fungsi dan pemakaian tanda seru :
·                     Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.

Contoh :
·                     Jangan letakan benda itu di depan saya !\

4. Tanda Titik Koma (;)

·                     Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
·                     Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara
·                     Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai
             pengganti kata penghubung.
Contoh :
·                     Hari makin sore; kami belum selesai juga.
·                     Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; adik bermain bola.

5. Tanda Titik Dua (:)

·                     Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut
·                     Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
·                     Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
·                     Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
              Contoh :
·                       Fakultas Ekonomi UPN Jogja memiliki tiga jurusan: Akuntansi,  Managemen, dan Ilmu Ekonomi.
·                       Project By: Alland Project
·                       Penulis: Indra Lesmana
·                      Editor: Wicak
·                      “Jangan datang terlambat.”
·                     Budi: “Siap, Pak.”

6. Tanda Hubung (-)
·                     Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:
·                     Menyambung unsur-unsur kata ulang
·                     Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing—-

Contoh :
·                      Anak-anak kelaparan di negara Afrika adalah akibat globalisasi.
·                     di- packing


7. Tanda Elipsis (…)
·                     Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut
·                     Mengambarkan kalimat yang terputus-putus
·                     Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan.

Contoh :
·                      “PLAK ….. ALHAMDULLLIILAHH ……” kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.

8. Tanda Tanya (?)
·                     Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
·                     Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Contoh :
·                     Siapa Presiden Indonesia saat ini?

9. Tanda Kurung ( )
·                     Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut
·                     Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
·                     Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan
·                     Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan
Contoh :
·                     Jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga disebut demand (permintaan).

10. Tanda Kurung Siku ( [..] )
·                     Tanda kurung siku digunakan untuk:
·                     Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain
·                      Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
Contoh :
·                      Persamaan akuntansi ini (perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu   dipelajari disini.

11. Tanda Petik (“…”)

·                     Fungsi tanda petik adalah:
·                     Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain
·                     Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat
·                     Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal

Contoh :
·                      Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.”

12. Tanda Petik Tunggal (‘..’)

·                     Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi :
·                     Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain
·                     Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing
Contoh :
·                      “Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya kembali.” Ujar Andi.

13. Tanda Garis Miring (/)

·                      Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat
·                      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat
Contoh :
·                      Modem itu memiliki kecepatan sampai 7,2 Mb / s.

14. Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘)

·                     Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.
Contoh :
·                     Budi bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD ‘45.






2. Pengertian Kata

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil. Menurut jenisnya, dalam bahasa Indonesia kata dapat dibedakan menjadi sepuluh jenis, yaitu : Kata Benda, Kata Kerja, Kata Sifat, Kata Ganti, Kata Keterangan, Kata Bilangan, Kata Sambung, Kata Depan, Kata Sandang, Kata Seru, Kata Tanya.

1. Kata Benda
 Kata benda adalah nama dari semua benda dan segala yang dibendakan. Menurut wujudnya, kata benda dibedakan menjadi dua, yaitu :

a.Kata benda konkrit
Kata benda konkrit ialah kata benda yang wujud bendanya nampak kelihatan dengan jelas and dapat ditangkap oleh pancaindera. Contoh : buku, kertas, rumah, dan sebagainya.

b. Kata benda abstrak
Kata benda abstrak ialah kata benda yang wujud bendanya tidak nampak kelihatan dan tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, namun keberadaannya ada. Contoh :ide, udara, ilmu, dan sebagainya.

Ciri-ciri kata benda :
1) Kata tersebut terbentuk dari imbuhan : ke-, pe-, ke-an, pe-an, per-an, -an dan –nya.
2) Kata-kata tersebut dapat diperluas dengan menambahkan kata yang + kata sifat.

2. Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau laku. Kata kerja juga disebut verba. Kata kerja dibedakan menjadi dua, yaitu :
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang selalu diikuti objek. Contoh: membeli, menabrak, menangkap, dan sebagainya.
Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak diikuti secara langsung oleh objek. Contoh: menyanyi, menari, berubah, dan sebagainya.

Ciri-ciri kata kerja:
1) Kata tersebut terbentuk dari imbuhan me-, di-, ber-, ter-, me-kan, di-kan, ber-an,
     memper-kan, diper-kan, dan memper-i.
2) Kata tersebut dapat didahului kata telah, sedang, akan, hampir, dan segera.
3) Kata tersebut dapat diperluas dengan cara menambahkan dengan + kata sifat. Contoh :
     menghitung dengan teliti, lari dengan cepat, dan sebagainya.

3. Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau hal keadaan dari suatu benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ini disebut pula adjectiva. Menurut bentuknya, kata sifat dibedakan menjadi :
Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian. Contoh : terindah, mengecil, terbaru, dan sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar. Contoh : kuat, lemah, jauh, dan sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang. Contoh : kekanak-kanakan, pontang-panting, gelap-gulita dan sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan. Contoh : amoral, kreatif, super, dan sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari frase atau kelompok kata. Contoh : murah hati, keras kepala, kepala batu, dan sebagainya

Ciri-ciri kata sifat:
1) Kata tersebut terbentuk dengan tambahan imbuhan ter- yang mengandung arti paling.
2) Kata tersebut dapat diterangkan atau didahului dengan kata-kata lebih, agak, paling,
     sangat, cukup.
3) Kata tersebut dapat diperluas dalam bentuk se + reduplikasi (pengulangan kata) + nya.
     Contoh : secantik-cantiknya, setinggi-tingginya, dan sebagainya.


4. Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang dipergunakan untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ganti dibedakan menjadi :

·                     Kata ganti orang
Ialah kata ganti yang digunakan untuk menggantikan nama orang atau nama benda-benda lain. Kata ganti orang dibagi lagi menjadi :
·                     Kata ganti orang pertama tunggal, yaitu : aku, saya, hamba, dan sebagainya
·                     Kata ganti orang pertama jamak, yaitu : kami, kita.
·                     Kata ganti orang kedua tunggal, yaitu : kamu, dikau, kau, anda, dan sebagainya.
·                     Kata ganti orang kedua jamak, yaitu : kalian
·                     Kata ganti orang ketiga tunggal, yaitu : ia, dia, beliau
·                     Kata ganti orang ketiga jamak, yaitu : mereka
·                     Kata ganti kepunyaan
Kata ganti kepunyaan ialah kata ganti yang digunakan untuk menyatakan kepemilikan. Contoh : Baju saya, sepatu kamu, sepedaku, mobilnya, dan sebagainya.
·                     Kata ganti petunjuk
Kata ganti petunjuk ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjuk suatu tempat atau benda.
Contoh : ini, itu, sana, dan sebagainya.
·                     Kata ganti penghubung
Kata ganti penghubungialah kata ganti yang dipakai untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Kata penghubung yang biasanya dipakai yaitu : yang, tempat, waktu.
Contoh : Baju Rafi yang berwarna merah itu mahal harganya.
·                     Kantor Kabupaten tempat ayahku bekerja, dikunjungi oleh gubernur.
·                     Tadi pagi, waktu ayah pergi tergesa-gesa, hujan lebat sekali.
·                     Kata ganti tanya
Kata ganti tanya ialah kata ganti yang digunakan untuk menanyakan tentang benda, orang atau tentang suatu hal. Contoh : apa, mana, siapa.
·                     Kata ganti tak tentu
Kata ganti tak tentu ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan benda atau orang yang jumlahnya tak tentu. Contoh : masing-masing, seseorang, sesuatu,para, dan sebagainya.



5. Kata Keterangan
Kata keterangan adalah semua kata yang menerangkan atau memberikan keterangan terhadap selain kata benda. Dengan kata lain, kata ketereangan adalah semua kata yang memberi keterangan pada kata kerja, kata sifat, kata bilangan atau seluruh kalimat.
Kata keterangan dapat dibedakan menjadi banyak bagian, diantaranya yaitu :
Kata keterangan tempat ialah semua kata yang menjelaskan suatu tempat lokasi, misalnya : disini, disitu, di rumah, dan sebagainya.
Kata keterangan waktu ialah semua kata yang menjelaskan berlangsungnya sesuatu dalam waktu yang teretntu, misalnya : sekarang, nanti, minggu depan, dan sebagainya.
Kata keterangan alat ialah kata yang menjelaskan dengan apa sesuatu itu berlangsung. Contoh : dengan tongkat, dengan pisau, dengan membabi buta, dan sebagainya.
Kata keterangan syarat ialah kata yang menerangkan terjadinya suatu proses di bawah syarat-syarat tertentu, misalnya : jikalau, seandainya, bila, dan sebagainya.
Kata keterangan sebab  ialah kata yang memberi keterangan mengapa sesuatu itu bisa berlangsung, misalnya : sebab, karena, oleh karena itu, dan sebagainya.

6. Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah kumpulan dan urutan atau tingkatan suatu benda sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
Kata bilangan utama ialah kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah dalam angka. Contoh : satu, seratus, seribu, dan sebagainya.
Kata bilangan bertingkat ialah kata bilangan yang menunjukkan tingkatan atau susunan jumlah sesuatu. Contoh : kesatu, kedua, keseribu, dan sebagainya.
Kata bilangan tak tentu ialah kata bilangan yang menyatakan jumlah satuan sesuatu yang tak tentu. Contoh : beberapa, sebagian, segerombolan, dan sebagainya.
Kata bilangan bilangan ialah kata bilangan pelengkap yang menunjuk pada satuan objeknya, yaitu : sehelai, secarik, sekuntung, sebutir, seonggok, sebuah, sepiring, dan sebagainya.

7. Kata Sambung
Kata sambung adalah kata yang berfungsi untuk menyambungkan bagian-bagian dalam kalimat atau menggabungkan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain bahkan satu paragraf dengan paragraf yang lain.
Berdasarkan jenisnya,kata sambung dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
Kata sambung menyatakan gabungan, contoh : dan, lagi, serta
Kata sambung menyatakan pertentangan, contoh : tetapi, akan tetapi, melainkan, tidak hanya, dan sebagainya.
Kata sambung menyatakan waktu, contoh : bila, selama, sesudah, sehabis, dan sebagainya.
Kata sambung menyatakan tujuan, contoh : agar, supaya, biar, dan sebagainya
Kata sambung menyatakan sebab, contoh : sebab, karena, sebab itu, dan sebagainya
Kata sambung menyatakan akibat, contoh : hingga, sampai, dan sebagainya.
Kata sambung menyatakan syarat, contoh : jika, apabila, andaikata, dan sebagainya
Kata sambung menyatakan pilihan, contoh : atau, maupun
Kata sambung menyatakan perbandingan, contoh : ibarat, seperti, bak, dan sebagainya
Kata sambung menyatakan tingkat, contoh : semakin, kian, dan sebagainya
Kata sambung menyatakan penjelas, contoh : bahwa
Kata sambung menyatakan cara, contoh : sambil, sembari dan sebagainya
Kata sambung menyatakan pengantar kalimat, contoh : alkisah, konon, dan sebagainya

8. Kata Depan
Kata depan adalah kata yang berfungsi merangkaikan kata/kelompok kata satu dengan kata/kelompok kata yang lain dalam suatu kalimat sekaligus menentukan jenis hubungannya. Pada umumnya, kata depan berfungsi merangkaikan kata benda atau kata yang dibendakan dengan jenis kata lain. Adapun cara penulisan kata depan adalah harus dipisahkan dengan kata yang mengikutinya.

Berdasarkan fungsinya, kata depan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
Di, ke, dari, Ketiga kata depan ini digunakan untuk merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau seuatu yang dianggap tempat, contoh : di Jakarta, ke Surabaya, dari Bandung.
Pada, Kata depan ini digunakan untuk menyatakan orang, nama orang atau nama binatang, nama waktu atau kiasan. Dipergunakan kata depan pada untuk menggantikan kata depan di atau kata depan yang lain, contoh : pada suatu hari, pada bapak, dan sebagainya.
Dengan, Kata depan ini digunakan untuk menyatakan alat atau cara. Contoh : saya berjalan dengan cepat.
Untuk, kepada, buat, tentang, akan, kepada, Kata depan ini digunakan sebagai pengantar objek tak langsung. Contoh : kami berdiskusi tentang pelajaran.

9. Kata Sandang
Kata sandang sebenarnya tidak mempunyai arti, tetapi hanya mempunyai fungsi, yaitu menjadikan sebuah kata itu sebagai kata benda. Contoh : Tuhan sang Pencipta alam.

10. Kata Seru
Kata seru adalah kata yang sudah jelas menyatakan suatu maksud tertentu, yaitu seruan yang terdapat dalam kalimat perintah. Kata seru yang paling sering digunakan adalah partikel lah. Selain partikel lah, macam-macam kalimat seru yang biasa digunakan dalam bahasa kita adalah ah, oi, hai, wah, cis, gih, aduh, amboi, aduhai, masya Allah, dan sebagainya. Contoh :
- Hai, datanglah kemari!
- Pergilah ke sekolah!

11. Kata Tanya
Kata Tanya adalah uraian kata tanya dimasukkan kata ganti tanya. Macam-macam kata tanya :
Apa, Digunakan untuk menanyakan benda, hal dan binatang. Contoh : Apa yang kau lakukan ?
Siapa, Digunakan untuk menanyakan orang. Contoh : Siapa nama adikmu ?
Kapan, Digunakan untuk menanyakan waktu. Contoh : Kapan acara itu dimulai ?
Berapa, Digunakan untuk menanyakan jumlah. Contoh : Berapa banyak anakmu ?
Dimana, Digunakan untuk menanyakan tempat. Contoh : Dimana rumah kakekmu ?
Bagaimana, Digunakan untuk menanyakan keadaan atau cara. Contoh : Bagaimana kabar pamanmu ?
Mengapa, Digunakan untuk menanyakan alasan. Contoh : Mengapa kamu tidak masuk sekolah kemarin ?